Sabtu, 22 November 2014

TOKOH yang MENJADI INSPIRASI SAYA adalaah ...


PEMIMPIN SEJATI ADALAH MELAYANI TIDAK DILAYANI TAPI MELAYANI

Untuk menjalani sebuah kehidupan pasti ada tokoh yang menjadi inspirasi kita . Banyak tokoh-tokoh yang dapat menginspirasi di dunia ini, banyak kareteristik yang di miliki tokoh-tokoh di dunia . Tergantung dari Kita memilih tokoh yang mana yang menjadi Pilihan untuk hidup kita. Tokoh yang menjadi pilihan Kita adalah sosok yang menjadi Pemimpin.
Pemimpin dalam suatu organisasi maupun dalam pemerintahan memegang peran yang amat penting demi kemajuan organisasi atau institusi tersebut. Dalam perkembangan sekarang ini, orang-orang sangat mendambakan pemimpin yang peduli dan melayani. Harapan terbesar terhadap seorang pemimpin baru oleh masyarakat adalah kepemimpinan yang melayani, apabila gaya kepemimpinan ini berkembang niscaya institusi yang dipimpinnya akan sejahtera , bila ia menjadi seorang pemimpin terhadap sekelompok masyarakat , maka rakyatnya akan makmur.
" Good leaders must first become good servants" - Robert Greenleaf
Pengertian Pemimpin yang Melayani
Pemimpin yang hebat diawali dengan bertindak sebagai pelayan bagi orang lain. Kepemimpinan yang sesungguhnya timbul dari motivasi utama untuk membantu orang lain.


Kedua kata “melayani” dan “pemimpin” biasanya dianggap sebagai hal yang berlawanan. Ketika kedua hal yang bertolak belakang disatukan dengan cara yang kreatif dan berarti, sebuah paradoks muncul. Jadi, kedua hal tersebut telah disatukan untuk menciptakan ide paradoksial tentang kepemimpinan yang melayani.
Greenleaf (2002) menyatakan bahwa pemimpin yang melayani diawali dengan perasaan alami untuk melayani terlebih dahulu. Setelah itu, dengan kesadaran, seseorang ingin memimpin. Greenleaf (2002) mendefinisikan pemimpin yang melayani adalah seorang pemimpin yang sangat peduli atas pertumbuhan dan dinamika kehidupan pengikut, dirinya dan komunitasnya dan karenanya ia mendahulukan hal-hal tersebut dibandingkan dengan pencapaian ambisi pribadi atau pola dan kesukaannya saja.
Karakteristik Pemimpin yang Melayani
Menurut Larry C. Spears (1995), mengacu pada pemikiran Greenleaf, terdapat karakteristik seorang pemimpin maupun calon pemimpin yang ditunjukkan dari sikap dan perilaku pemimpin tersebut , yang dipaparkan pada list berikut :
1.      Kesediaan untuk menyimak (listening)
Biasanya, seorang pemimpin dinilai berdasarkan kemampuannya dalam berkomunikasi dan mengambil keputusan. Kemampuan ini juga penting bagi pemimpin yang melayani, pemimpin ini perlu dikuatkan dengan komitmen yang kuat untuk mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh. Pemimpin yang melayani mencoba untuk mengidentifikasikan keinginan dari sebuah kelompok dan membantu mengklarifikasikan keinginan tersebut, dengan cara menyimak.
2.      Kuat dalam empati (empathy)
Pemimpin yang melayani berusaha untuk mengerti dan berempati dengan orang lain. Manusia perlu untuk merasa diterima dan diakui atas semangat mereka yang khusus dan unik.
3.      Melakukan pemulihan-pemulihan (healing)
Salah satu kekuatan terbesar seorang pemimpin yang melayani adalah kemampuannya untuk melakukan pemulihan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
 

4.      Penyadaran/peningkatan kesadaran (awareness)
Kesadaran umum, dan terutama kesadaran diri, memperkuat pemimpin yang melayani. Kesadaran juga membantu seseorang dalam memahami persoalan yang berhubungan dengan etika dan nilai.
5.      Memiliki sifat persuasif (persuasion)
Karakteristik lain dari pemimpin yang melayani adalah mengandalkan persuasi dalam pengambilan keputusan, bukan posisi sebagai otoritas. Pemimpin yang melayani mencoba untuk meyakinkan orang lain, bukan memaksa orang lain untuk patuh.
6.      Mampu membuat konsep (conceptualization)
Pemimpin yang melayani mengembangkan kemampuannya untuk “memimpikan hal-hal besar.” Kemampuan untuk melihat permasalahan (atau sebuah organisasi) dari perspektif konseptualisasi berarti bahwa seseorang harus berpikir melebihi realitas sehari-hari. Pemimpin yang melayani menyeimbangkan antara pemikiran konseptual dengan pendekatan dengan fokus harian.
7.      Mampu membuat perkiraan yang tepat (foresight)
Foresight adalah sebuah karakteristik yang memungkinkan pemimpin yang melayani untuk memahami pelajaran dari masa lalu, realitas saat ini dan kemungkinan konsekuensi dari sebuah keputusan untuk masa depan. Hal ini juga berakar di dalam pikiran intuitif.
8.      Penatalayanannya baik (stewardship)
Peter Block (dalam Spears 2004) telah mendefinisikan stewardship sebagai “memegang sesuatu yang dipercayakan kepadanya oleh orang lain”. Pemimpin yang melayani, seperti stewardship, mengasumsikan komitmen utama untuk melayani kebutuhan orang lain. Hal ini juga menekankan pada penggunaan keterbukaan dan persuasi dibandingkan dengan pengendalian.
9.      Memiliki komitmen untuk menghasilkan proses pembelajaran (commitment to the growth of people)
Pemimpin yang melayani percaya bahwa orang lain mempunyai nilai intrinsik melebihi kontribusi nyata mereka sebagai karyawan atau pekerja. Sebagai hasilnya, pemimpin yang melayani berkomitmen secara mendalam pada pengembangan dari masing-masing dan setiap individu dalam institusi. Pemimpin yang melayani menyadari tanggung jawab yang luar biasa untuk melakukan semua hal yang memungkinkan untuk membantu pembelajaran sumber daya manusia.
10.  Serius dalam upaya pembentukan dan pengembangan komunitas (building community)
Pemimpin yang melayani merasakan bahwa banyak hal yang telah hilang dalam sejarah manusia belakangan ini sebagai hasil dari pergeseran dari komunitas lokal menjadi institusi besar sebagai pembentuk utama dalam hidup manusia. Hal ini menyebabkan pemimpin yang melayani untuk mencoba mengidentifikasikan beberapa sarana untuk membangun komunitas di antara mereka yang bekerja di institusi tersebut.
Hal yang perlu dicatat di sini adalah dalam pekerjaannya sehari-hari, seorang pemimpin yang melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang menjadi terinspirasi, terdorong, belajar, dan mengambil alih keteladanannya. Pendekatannya bukanlah pendekatan kekuasaan, akan tetapi pendekatan hubungan atau relasional.

Selain itu Spears juga mengungkapkan indikator tentang pemimpin yang melayani , indikator ini juga merupakan penambahan dari hasil studi pasca Spears. Indikator tersebut antara lain:

1) Pemimpin yang melayani menyadari dan menghayati bahwa ia melayani suatu hal yang lebih besar dari dirinya atau organisasinya.
2) Pemimpin yang melayani memberikan teladan untuk prilaku dan sikap yang ia ingin hadir dan menjadi bagian utama dari hidup pengikutnya. Jadi ia tidak memaksakan orang untuk mengambil alih suatu perilaku atau memaksa dengan berbagai hal-hal yang ia inginkan.

3) Pemimpin yang melayani memiliki pribadi yang otentik yaitu kerendahan hati, dapat diminta pertanggung jawaban, integritas antara nilai, gambar diri dan ambisinya, serta ia tampil sebagai manusia biasa dengan kelemahannya.
4) Pemimpin yang melayani juga mempersoalkan masalah moral dan berani mengambil resiko dalam menegakkan prinsip etika tertentu.
5) Pemimpin yang melayani memiliki visi dan mampu memberdayakan orang.
6) Pemimpin yang melayani mampu memberikan kepercayaan dan pemahaman atas keadaan pengikutnya
7) Pemimpin yang melayani sering bekerja dalam kerangka pikir waktu yang panjang. Ia tidak mengharapkan hasil spektakuler terlalu cepat karena ia menyadari bahwa untuk menggerakkan dan mentransformasi orang diperlukan waktu yang panjang dan proses yang berkesinambungan.
8) Pemimpin yang melayani melakukan komunikasi yang proaktif dan bersifat dua arah.
9) Pemimpin yang melayani juga dapat hidup di tengah perbedaan pendapat, bahkan ia merasa tidak nyaman bila pendapat, paradigma dan gaya kerja sejenis.
10) Pemimpin yang melayani memberikan kepercayaan dan wewenang kepada pengikutnya. Ia memiliki gambaran positif, optimis tentang mereka. Ia memberdayakan mereka melalui sharing pengetahuan, skill dan perspektif.
11) Pemimpin yang melayani menggunakan persuasi dan logika untuk mempengaruhi orang, selain dengan peneladanan.
12) Pemimpin yang melayani tidak berupaya menjadi pahlawan, namun menciptakan dan melahirkan pahlawan-pahlawan.
13) Pemimpin yang melayani mengerjakan banyak hal dan menghindar dari berbagai hal yang orang lain dapat lakukan. Hal yang terpenting bahwa pemimpin yang melayani tidak berarti akan menghindar dari masalah atau konflik. Ia juga menjadi sosok yang tidak dikendalikan oleh berbagai kelompok yang kuat. Dalam pekerjaan sehari-hari seorang pemimpin yang melayani mendahulukan orang lain. Ia juga membuat orang jadi terinspirasi, terdorong, belajar dan mengambil alih keteladanannya. Pendekatannya bukanlah dengan kekuasaan melainkan pendekatan hubungan atau relasional. 





Sosok Salah seorang Tokoh Moril dunia yang banyak dikagumi dan menjadi sangat Inspiratif bagi setiap seorang Pemimpin Sejati - dalam melayani, oleh karena ketulusannya menghabiskan hampir sebagian sisa hidupnya untuk Pelayanan Kemanusiaan , dia adalah Mother Theresa. Mother Theresa adalah sosok yang saya kagumi dan yang menginspirasi dalam hidup saya. Bagaimana Ia tulus dan ikhlas dalam melaksanakan tugasnya.

Bila engkau baik hati, bisa saja orang lain menuduhmu punya pamrih; tapi bagaimanapun, berbaik hatilah.
Bila engkau jujur dan terbuka, mungkin saja orang lain akan menipumu; tapi bagaimanapun, jujur dan terbukalah.

Bila engkau mendapat ketenangan dan kebahagiaan, mungkin saja orang lain jadi iri; tapi bagaimanapun, berbahagialah.
Bila engkau sukses, engkau akan mendapat beberapa teman palsu, dan beberapa sahabat sejati; tapi bagaimanapun, jadilah sukses.
Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun mungkin saja dihancurkan orang lain hanya dalam semalam; tapi bagaimanapun, bangunlah.



Kebaikan yang engkau lakukan hari nini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang; tapi bagaimanapun, berbuat baiklah. Bagaimanapun, berikan yang terbaik
dari dirimu.
Pada akhirnya, engkau akan tahu bahwa ini adalah urusan antara engkau dan Tuhanmu,Bukan urusan antara engkau dan mereka.
Itulah yang selalu dikatakan oleh salah seorang tokoh kemanusiaan yang dipenuhi oleh rasa cinta kasih. Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India.
Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910, Bunda Teresa merupakan anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan diteguhkan pada bulan November 1916.
Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian, ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan Gonxha.
Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris Katolik.
Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux.
Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati.
Setelah mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary’s High School di Kalkuta. Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah St. Mary. Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke Darjeeling.


Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas kasih bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri, merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut sebagai “Hari Penuh Inspirasi” oleh Bunda Teresa.
Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka mengasihi-Nya. Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru.
Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21 Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka.



Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.
Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan.
Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.
Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan.


Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin.
Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki anggaran dasar tersendiri.
Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas, Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS.
Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston. Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize.
Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia.



Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan.
Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama agi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.


Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia.
Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.
Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh Bunda Teresa.

Pesan Moril Untuk Setiap Seorang Pemimpin

Kamu tidak membutuhkan posisi, untuk menjadi seorang PEMIMPIN. Posisi dan pangkat, tidak otomatis membuatmu langsung disebut sebagai seorang PEMIMPIN. Buktikan, meskipun kamu adalah seorang yang tidak punya posisi dan pangkat, tapi kamu tetap bisa MEMIMPIN, MENGGERAKKAN, serta MENGIPIRASI orang lain! Anthony Dio Martin 
"If you are not failing every now and again, it's a sign you are not doing anything very inovative Woody Allen"
Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencoba sesuatu. Kepemimpinan adalah Anda sendiri dan apa yang Anda lakukan.

YES ,, I DO ....
Saya pasti bisa bagaimana melaksanakan tugas yang saya lakukan dengan ikhlas dan tulus meskipun berat dan letih dengan aktivitas yang ada tapi itu bukan alasan untuk menghalangi saya ^.^
Tetep semangaaadd selalu ..

KARATERISTIK PEMIMPIN DAN BAGAIMANA SIFAT SEORANG PEMIMPIN DALAM MENGHADAPI TANTANGAN



Haaii …. Haaiiii …
Selamat bertemu kembali setelah menghadapi UTS Mata Kuliah Perilaku Keorganisasian, untuk pertemuan setelah uts adalah  Materi yang di hadapi seorang Pemimpin . Bagaimana Karateristik seorang Pemimpin yang baik , Pemimpin yang efektif, bagaiaman seorang pemimpin menghadapi tantangan baik dalam bisnis dan ruang lingkup kinerja.
Menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah. Banyak yang mencela walaupun sudah banyak upaya dilakukan. Tidak hanya orang lain, bahkan oleh anggota timnya sendiri.
Lantas, seperti apa pemimpin yang baik itu. 10 Ciri pemimpin yang baik berikut akan memberikan sedikit gambaran kepada KITA semua, bagaimana harapannya seorang pemimpin akan menjadi lebih baik.




Karena memang tidak ada seorangpun yang sempurna. Begitu juga seorang pemimpin. Yang ada adalah perbaikan-perbaikan untuk menjadi lebih baik, menjadi lebih sempurna.
Setiap pilihan resikonya adalah harus disertai kesanggupan untuk mengontrol sesuatu yang kita pilih. Di situlah kelemahan kita sebagai bangsa Indonesia. Kita harus memilih pemimpin tanpa sedikit pun ada kesanggupan untuk mengontrol pemimpin yang kita pilih itu.
Bahkan lebih dari itu. Bukan hanya tidak sanggup mengontrol, kita bahkan tidak punya pengetahuan yang mencukupi sama sekali mengenai sesuatu yang kita pilih. Kita tidak tahu sebenarnya caleg ini kualitasnya bagaimana, hidupnya bagaimana, istrinya berapa, akhlaknya bagaimana, kita tidak tahu sama sekali. Dan kalau pun mereka tahu, mereka tak punya daya kontrol terhadap yang dipilihnya ini, tapi mau tak mau harus memilih
Pemimpin diukur dari tindakan dan hasil kerjanya, bukan hanya kepiawaiannya beretorika. Pandai beretorika tanpa action yang nyata adalah Bulsit. Mampu bekerja tanpa bisa beretorika bukanlah seorang memimpin, karena hanya akan menjadi sasaran tambahan pekerjaan bagi anggota timnya.

10 Ciri Pemimpin Yang Baik :
1. Jujur dan Dapat Dipercaya
Jujur dan dapat dipercaya adalah modal dasar seorang pemimpin. Tidak hanya anggota tim yang harus memiliki sifat ini. Dengan dilandasi oleh sifat ini, maka anggota timnya pun dengan sendirinya akan mengikuti pimpinannya.
2. Mampu Bertanggung Jawab
Tidak hanya menyalahkan anggota timnya apabila target yang telah ditentukan tidak berhasil dicapai. Seorang pemimpin pun harus mampu dan mau bertanggung jawab. Karena seorang pemimpin akan selalu diminta pertanggungjawabannya terhadap apa yang dipimpinnya dan keputusan yang diambilnya.
3. Mampu Menentukan Skala Prioritas
Seorang pemimpin hendaknya mampu menentukan skala prioritas. Dengan skala prioritas, anggota timnya mampu bekerja secara optimal dan mampu menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Pimpinan yang baik mengetahui kapan waktunya lembur dan kapan waktunya pulang pagi.
4. Mampu Mendelegasikan Tugas
Pendelegasian tugas amat penting. Seorang pemimpin harus bisa mendelegasikan tugas kepada orang yang tepat. Selain itu, pendelegasian juga merupakan salah satu cara untuk mempercayai anggota timnya. Sehingga pemimpin mampu menempatkan anggota timnya sesuatu dengan kapasitas masing-masing anggotanya. The right man on the right job. Dan yang tidak kalah penting adalah dengan pendelegasian, pemimpin akan bisa lebih fokus kepada tugas yang lebih penting.
5. Cepat Menangani dan Mengatasi Masalah
Responsif dalam mengatasi masalah amat penting agar masalah yang muncul bisa dengan cepat tertangani dan mendapat solusi yang tepat. Sehingga permasalahan tidak berlarut-larut dan tidak menimbulkan permasalahan baru lainnya.
6. Memiliki Sikap Positif
Setiap pemimpin harus memiliki sikap positif. Hal ini penting, karena dengan sikap positif akan mampu melihat visinya kedepan dengan optimis, bukan sebagai sebuah beban yang harus dipikul.
7. Kemampuan Berkomunikasi Efektif
Pemimpin perlu berkomunikasi secara efektif agar pesan yang akan disampaikan jelas, tidak salah tangkap dan salah arah. Kemampuan ini mutlak dimiliki, karena mampu menyelaraskan semua anggota timnya mencapai tujuan yang ditentukan.
8. Keberanian Sosial dan Percaya Diri
Seorang pemimpin yang baik memiliki keberanian sosial dan kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga seorang pemimpin mampu mengangkat harkat timnya. 3 cara untuk memboost keberanian perlu dibaca lagi.
9. Mampu Mengembangkan Setiap Anggota Tim
Setiap pemimpin yang baik selalu mengembangkan setiap anggota timnya. Karena dengan SDM yang kuat, tujuan yang hendak dicapai pun akan lebih mudah tercapai.
10. Mampu mengendalikan keadaan
Seorang pemimpin dituntut dapat mengendalikan keadaan. misalnya, seorang dituntut memiliki sifat humoris. Agar timnya pun mampu tertawa disaat suasana sedang dilanda masalah. Sehingga permasalahan tidak menambah beban yang sudah ada. Itulah 10 ciri pemimpin yang baik hendaknya harus dimiliki oleh setiap seorang pemimpin. Sehingga seorang pemimpin akan mampu menjadi man behind the gun.
Perkembangan globalisasi dan era teknologi informasi saat ini, tentunya seorang pemimpin harus mampu menganilisis setiap kemungkinan ancaman yang datang melalui pengumpulan informasi, pengolahan informasi, hingga  pengambilan keputusan yang tetap dalam penyelesaian permasalahan yang timbul. Dengan demikian, akan lahir kepemimpinan efektif dengan kemampuan analisis ( analytical skills ), fleksibel dan adaptasi (flexibility and adaptability skills ), dan kemampuan berkomunikasi ( Communication skills ).
Kepemimpinan efektif sangat dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin dalam mewujudkan hubungan manusiawi dengan orang-orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan akan berlangsung efektif apabila fungsi kepemimpinan diwujudkan sesuai dengan tipe dan karakter kepemimpinan yang dapat memberikan peluang bagi orang yang dipimpin untuk ikut berperan serta dalam melaksanakan keputusan-keputusan. Dengan demikian, hubungan efektif antara  pemimpin dan yang dipimpin dapat terintegrasi dalam satu kesatuan visi dan misi yang jelas. Robert Kiefner Greenleaf (1904-1990), mengemukakan bahwa “Servant Leadership” merupakan motivasi kunci pelayanan seorang pemimpin. Sedangkan, Larry Spears (1966), “ Servant Leadership ” lebih menekankan  pendekatan holistik kepada pekerjaan, kepekaan terhadap kepentingan.

Kompetensi Pemimpin
Pandangan lain menyatakan bahwa keberhasilan seorang pemimpin tergantung pada kompetensi yang dimilikinya. Seorang pemimpin dituntut memiliki konpetensi tertentu yang diperlukan untuk membawa orang-orang yang dipimpinnya. Berikut disampaikan beberapa pandangan tentang kepemimpinan yang mensyaratkan kompetensi tertentu yang harus dipenuhi bagi seorang pemimpin.
Kemampuan mempengaruhi pihak lain
Pertama seorang pemimpin harus mampu mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Berikut disampaikan beberapa pendapat yang menyatakan hal tersebut.
J.B.Nash menyarankan bahwa kepemimpinan hendaknya sebagai upaya mempengaruhi perubahan dalam menuntun rakyat. Leadership implies influencing change in the conduct of people.
Tead memberikan batasan kepemimpinan sebagai aktivitas mempengaruhi rakyat untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Leadership as the activity of influencing people to cooperate toward some goal which they come to find desirable.
Stogdill memberikan batasan kepemimpinan sebagai suatu proses atau tindakan  mempe- ngaruhi  kegiatan suatu kelompok terorganisasi dalam usahanya dalam menyusun dan mencapai tujuan. Leadership as the process (act) of influencing the activities of an organized group in its effort toward goal setting and goal achievement.
Tannenbaum, Wechsler dan Massarik memberikan batasan kepemimpinan sebagai berikut: “Pengaruh interpersonal, yang diterapkan dalam situasi dan diarahkan melalui proses komunikasi, menuju pada pencapaian tujuan khusus.” Leadership as interpersonal influence, exercised in a situation and directed, through the communication process, toward the attainment of a specific goal or goals
Kemampuan ketiga seorang pemimpin adalah mengupayakan  agar impian itu dapat diwujudkan secara nyata, dan rakyat memiliki  kemampuan nyata  untuk mencapainya. Dengan cara ini kepercayaan rakyat pada pemimpin  tumbuh dengan subur dan dipatuhi segala kehendaknya.
Berikut disampaikan pendapat Edgar F. Puryear Jr mengenai keberhasilan kepemimpinan dalam bidang militer: “There are many qualities that combine to make a leader successful. Among the most important are professional knowledge, decision, humanity, equity, courage, consideration, delegation, loyalty, selflessness, and character. From all my research, however, It is clear that there is absolutely nothing as important in successful leadership as character.”
Kemampuan manajerial
Pemimpin biasa dibedakan dengan seorang manajer atau administrator. Seorang manajer dituntut untuk mampu memberikan arah (direction), koordinasi (coordination), dan pengawasan  (control) terhadap tenaga yang dikelolanya. Seorang manajer diharapkan memiliki kemampuan menyusun perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengawasan (controlling), mengkoordinasi (coordinating), supervise (supervising), dan mamberi motivasi dan dorongan (motivating). Banyak pemimpin yang berhasil meski kurang memiliki kemampuan sebagai seorang manajer. Mereka lebih menitik beratkan pada kharisma yang dimiikinya. Namun bila seorang pemimpin memiliki kemampuan seorang manajer pasti akan lebih berhasil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan manajerial  seorang pemimpin lebih dititik beratkan pada hal yang bersifat implementatif, di antaranya:
  • Defining objectives and maintaining goal direction, merumuskan tujuan dan mempertahankan arah tujuan.
  • Providing means for goal attainment, penyediaan sarana untuk mencapai tujuan.
  • Providing and maintaining group structure, penyediaan dan pemeliharaan struktur kelompok.
  • Facilitating group action and interaction, memfasilitasi kegiatan dan interaksi kelompok.
  • Maintaining group cohesiveness and member satisfaction, pemeliharaan keeratan kelompok dan kepuasaan anggota.
  • Facilitating group task performance, memfasilitasi penampilan tugas kelompok.[7]
Berikut disampaikan pendapat Edgar F. Puryear Jr mengenai keberhasilan kepemimpinan dalam bidang militer: “There are many qualities that combine to make a leader successful. Among the most important are professional knowledge, decision, humanity, equity, courage, consideration, delegation, loyalty, selflessness, and character. From all my research, however, It is clear that there is absolutrely nothing as important in successful leadership as character.”[8]
Puryear menekankan betapa penting kedudukan karakter bagi seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan, kompetensi dan penguasaan manajerial merupakan dukungan terhadap keberhasilan kepemimpinan, yang berpusat pada karakter si pemimpin.
Dari uraian tersebut di atas,  seorang pemimpin perlu memenuhi berbagai syarat, baik mengenai karakter dan sifat-sifat yang harus dipenuhinya, dan beberapa kemampuan yang dituntut untuk dapat melaksanakan tugas kepemimpinannya. Karena seorang pemimpin hidup dalam era dan waktu tertentu maka persyaratan yang bersifat umum tersebut perlu disesuaikan dengan kondisi dimaksud. Dengan demikian pemimpin bagi bangsa Indonesia diharapkan pula untuk memenuhi syarat yang bersifat umum namun juga memenuhi syarat khusus yang merupakan kondisi dan jatidiri bangsa Indonesia.
TANTANGAN SEORANG PEMIMPIN :
Dari awal mari kita membuat suatu nuansa yang saling memahami sautu sama lain, menetapkan suatu tujuan yang realistis namun progressif dalam pencapaian yang lebih tinggi, hal inilah yang selalu menjadi pegangan bagi kita. Kadang kita melihat suatu itu terlalu sulit kita lakukan, namun yang namanya tim, jika suatu dilakukan secara bersama-sama, semua pemikiran dan tenaga bersatu, maka tidak ada suatu yang mustahil, akan terasa mudah, apalagi nilai tadi benar-benar digunakan dengan konsisten.
Memahami kompleksitas individu adalah suatu hal yang paling penting. Karena individu adalah khas dan berbeda dari makhluk lain. Makanya perlu perlakuan khusus yang kita lakukan. Pendekatan-pendekatan yang unik turut juga kita lakukan asalkan seorang pemimpin jangan terlalu kelihatan membabi buta dalam proses pengenalan itu. Pemimpin harus mampu menjaga jarak yang ideal agar garis hirarki itu tidak hilang tapi masih ada dalam porsi ideal tadi.
Dalam analisa saya, saya melihat ada delapan tantangan utama yang harus dihadapi oleh pemimpin puncak di hari ini.
Pertama, kemampuan untuk menjaga tingkat kesehatan perusahaan dalam wujud perusahaan yang kuat dan sehat.
Kedua, kemampuan membangun kepemimpinan yang harmonis disemua jenjang organisasi.
Ketiga, kemampuan membangun kekuatan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menjawab setiap perubahan.
Keempat, kemampuan membangun lingkungan sosial yang mendukung bisnis perusahaan.
Kelima, kemampuan untuk memahami potensi pasar secara mendalam.
Keenam, kemampuan untuk bekerja dengan teknologi dan informasi yang sesuai dengan tuntutan zaman.
Ketujuh, kemampuan untuk menciptakan efisiensi dan penghematan secara menyeluruh di dalam organisasi.
Kedelapan, kemampuan untuk membangun komunikasi internal-eksternal perusahaan yang tangguh.
Kedelapan tantangan ini wajib dijawab secara cerdas oleh para pemimpin puncak di hari ini. Dalam organisasi hari ini kesiapan pemimpin untuk menjadi penunjuk arah bagi kesuksesan organisasinya sudah tidak dapat dikompromikan lagi . Sikap peduli pemimpin pada semua tantangan yang muncul akan menjadi titik terang buat organisasi ke arah yang lebih jelas. Dan, selanjutnya para pemimpin harus mampu mendefinisikan semua rencana dan sasaran tertinggi dalam bahasa yang sederhana, agar dapat dimengerti dan dipahami oleh semua level dari sumber daya manusia yang ada di dalam struktur organisasi perusahaan.
Para pemimpin di hari ini wajib bekerja keras untuk menata kekuatan internal organisasi agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter sesuai kebutuhan bisnis perusahaan, yang memiliki kualitas dan semangat kerja yang super tinggi, serta nilai, prinsip, dan keberanian untuk berkreatifitas dalam batasan tanggung jawab masing–masing secara profesional dan harmonis.
Para pemimpin di hari ini wajib untuk menjadi inspirator bagi semua kekuatan sumber daya manusia perusahaan, agar para pemimpin dapat mengelola dan memanfaatkan semua potensi sumber daya organisasinya secara efisien dan semaksimal mungkin. Kepemimpinan yang memahami kehebatan kekuatan internal perusahaannya, khususnya kekuatan sumber daya manusianya pasti akan mampu menciptakan kinerja dan prestasi yang hebat.
Seorang pemimpin di hari ini haruslah mampu menunjukkan sikap bijaksananya dalam pola hidup sederhana yang terfokus pada upaya untuk mengangkat moral, perilaku, dan semangat dari semua potensi kekuatan sumber daya manusianya. Pemimpin harus mampu merancang strategi pengembangan sumber daya manusianya yang mencerminkan kekuatan mereka dalam merespons keragaman potensi pasar dan para pelanggan yang menjadi bagian tidak terpisahkan terkait keberadaan organisasi perusahaan di masa depan.
Para pemimpin wajib mendefinisikan misi dan visi dari masa depan perusahaan secara sederhana dan harus mudah dipahami oleh semua potensi kekuatan sumber daya manusia, termasuk para pelanggan. Kekuatan pemimpin dalam memompa motivasi dan semangat sumber daya manusianya dalam memahami misi perusahaan, akan memantapkan kedudukan perusahaan di masa kini dan di masa depan.
Para pemimpin wajib memberi arah kepada sumber daya manusianya untuk selalu mendengarkan pelanggan dan belajar untuk memberikan nilai lebih bagi kepuasan pelanggan.
Delapan tantangan pemimpin puncak akan menjadi dasar dalam membangun sebuah rencana strategi yang mencakup keunggulan kekuatan internal perusahaan. Tingkat kesehatan perusahaan akan menentukan kemampuan kepemimpinan dalam menjawab fundamental kekuatan perusahaan, kepemimpinan disemua jenjang juga merupakan sebuah kekuatan fundamental yang akan mengarahkan semua kepemimpinan dari level bawah sampai level puncak untuk selalu berada dalam satu persepsi dan visi, tenaga kerja berkualitas termasuk dalam kekuatan fundamental organisasi dalam menjawab kualitas produk dan kualitas layanan kelas satu, lingkungan sosial yang mendukung keberadaan sebuah organisasi dan kepemimpinannya akan menjadi kekuatan dalam menciptakan kepercayaan diri organisasi, potensi pasar yang dapat dikembangkan dan dijadikan sebagai basis langganan baru adalah harapan masa depan keberhasilan sebuah kepemimpinan, teknologi dan informasi wajib dimanfaatkan secara cerdas dan tepat sasaran dalam menjawab kebutuhan dan tuntutan para langganan, effisiensi dan penghematan menjadi kewajiban bagi kepemimpinan untuk menjaga dan merawat daya saing organisasinya, komunikasi internal dan eksternal merupakan sebuah jembatan yang wajib dibangun secara sempurna untuk menjawab semua kebutuhan kelangsungan organisasi.
Kedelapan hal di atas, akan menjadi akar keberhasilan bila sejak awal menjadi fokus dan perhatian para pemimpin. Para pemimpin memiliki kewajiban untuk membangun sumber daya manusia yang cerdas dengan semangat untuk menciptakan perusahaan yang sehat dan kuat dalam menghadapi persaingan global dan local yang semakin hari semakin ketat.
Kemampuan pemimpin tidak hanya terbatas pada meramal masa – masa menguntungkan, tetapi juga tentang masa-masa kekacauan yang mungkin muncul di hari esok. Keberhasilan akan terbentang luas bagi pemimpin yang mau memimpin dengan misi memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap karyawannya.
Para pemimpin harus membangun visi baru yang mempererat hubungan yang melintasi semua sektor yang ada di dalam perusahaannya. Niat baik dari para pemimpin untuk mau memberi semangat dan motivasi kepada semua karyawannya, pasti menciptakan gairah kerja yang super tinggi buat para karyawan dalam bekerja bersama prinsip kerja terbaik, visi, misi, dan siap menjadi mesin perusahaan yang andal.
Seorang pemimpin puncak wajib memiliki karakter yang menjaga perasaan setiap orang, serta mampu mendefinisikan tantangan yang dihadapi perusahaan secara sederhana. Kualitas pemimpin wajib dinyatakan melalui perilaku dan tindakan yang berkarakter membangun dan melindungi semua kekuatan sumber daya yang ada di dalam perusahaan, dan mengajarkan kepada sumber daya manusianya tentang bagaimana seharusnya bekerja dan melewati semua masa sulit dengan kemenangan.