Pertemuan Ketiga Mata Kuliah
Perilaku Keorganisasian yang membahas bagaimana konsep-konsep manajamen yang di
gunakan untuk mengenali lawan bicara kita .
Banyak orang mengartikan quality
assurance dan quality control merupakan sebuah proses yang sama. Padahal terdapat
perbedaan antara quality assurance dan
quality control. Meskipun sama-sama bersumber dari kata “quality” yang
berarti “kualitas”, namun tujuan dari kedua aktivitas ini berbeda. Menurut
asumsi saya, awalnya quality assurance
is part of quality control yang berarti quality assurance merupakan
bagian dari quality control. Namun asumsi saya salah, ternyata terbalik bahwa quality control is a part of quality
assurance. Dari beberapa sumber yang saya dapatkan, perbedaan quality
assurance dan quality control dapat ditinjau dari beberapa aspek seperti
definisi, tujuan, fokus, bagaimana, apa dan aspek lainnya yang dapat saya
rangkum pada penjelasan perbedaan quality
assurance dan quality control sebagai berikut.
Perbedaan
Quality Assurance dan Quality Control
Definisi
Quality Assurance (QA) adalah kumpulan aktivitas yang
bertujuan untuk memastikan proses
pengembangan suatu produk berjalan dengan baik, baik itu sebuah produk
perangkat lunak maupun produk lainnya. Sedangkan Quality Control (QC) adalah
kumpulan aktivitas yang bertujuan untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan atau dengan
kata lain berfokus pada hasil produksi apakah sesuai dengan requirement atau
spesifikasi awal yang ditetapkan. Dari kedua definisi tersebut dapat kita
artikan bahwa QA memastikan proses pengembangan produk berjalan dengan baik
sedangkan QC memastikan hasil produksi sesuai dengan spesifikasi awal produk.
Fokus
QA berfokus pada upaya pencegahan terjadinya kesalahan
pada proses pengembangan produk sedangkan QC berfokus pada identifikasi atau
koreksi hasil produksi.
Tujuan
QA bertujuan untuk meningkatkan
proses pengembangan dan testing agar tidak terjadi kesalahan selama produk
dikembangkan, sedangkan QC bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan setelah produk
dikembangkan sebelum produk di release ke luar organisasi atau perusahaan.
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau
suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities,
dan threats). Proses ini
melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya,
kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang
ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses)
yang mencegah keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities)yang
ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats)
yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata
atau menciptakan sebuah ancaman baru.
POAC(Planning,
Organizing, Actuating, and Controlling)
Secara umum, dunia manajemen menggunakan prinsip POAC. atau Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Prinsip manajemen ini banyak digunakan oleh organisasi dewasa ini untuk memajukan dan mengelola organisasi mereka. Berikut akan kami jelaskan masing masing point tersebut :
1. Planning
Dalam perencanaan ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus SMART yaitu Specific artinya
perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar
dan terlalu idealis. Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat
diukur tingkat keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan
anggan-angan. Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang
ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan,
semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
2. Organizing
Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan
pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan
organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan
biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job
Description). Semakin tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas,
tanggung jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya.
Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama
dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen.
Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.
3. Actuating
Perencanaan dan pengorganisasian
yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu
maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama. Semua sumber daya
manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja
organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah
disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi
yang telah ditetapkan.
4. Controlling
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hingga audit. Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan
alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan
dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai
pada pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum,
pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli,
diantaranya adalah :
1.G. R. Terry : Mengemukakan bahwa
pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria
tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.
2.Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan
proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa
suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3.Horold dan Cyril ODonnell : Mereka
mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif
mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat
dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4.P. Siagian : Pengambilan keputusan
adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta
dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.
2..Fase Pengambilan Keputusan
1.Aktivitas
intelegensia ; Proses kreatif untuk menemukan kondisi yang mengharuskan
keputusan dipilih atau tidak.
2.Aktifitas
desain ; Kegiatan yang mengemukakan konsep berdasar aktifitas intelegensia
untuk mencapai tujuan.
Aktifitas
desain meliputi :
- menemukan
cara-cara/metode
- mengembangkan
metode
-
menganalisa tindakan yang dilakukan.
3.Aktifitas
pemilihan ; Memilih satu dari sekian banyak alternatif dalam pengambilan
keputusan yang ada. Pemilihan ini berdasar atas kriteria yang telah ditetapkan.
Dari tiga aktifutas tersebut diatas, dapat disimpulkan tahap pengambilan
keputusan adalah :
a.
Mengidentifikasi masalah utama
b. Menyusun
alternatif
c.
Menganalisis alternatif
d. Mengambil
keputusan yang terbaik
3. Teknik Pengambilan Keputusan
1.Operational
Research/Riset Operasi ; Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan
pemecahan persoalan.
2.Linier
Programming ; Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3.Gaming War
Game ; Teori penentuan strategi.
4.Probability
; Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak
normal.
4.Proses
Pengambilan Keputusan
Menurut G. R. Terry :
1.
Merumuskan problem yang dihadapi
2.
Menganalisa problem tersebut
3.
Menetapkan sejumlah alternatif
4.
Mengevaluasi alternatif
5. Memilih
alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Peter Drucer :
a.
Menetapkan masalah
b.
Manganalisa masalah
c.
Mengembangkan alternatif
d. Mengambil
keputusan yang tepat
e. Mengambil
keputusan menjadi tindakan efektif